Pengertian Text, Kotext, Dan Koneks Serta Contohnya
Pengertian
Text, Kotext, Dan Koneks Serta Contohnya
Khusnul
Khotimah_146150_2014C
Kridalaksana
(2011:238) dalam Kamus Linguistiknya menyatakan bahwa teks adalah (1) satuan
bahasa terlengkap yang bersifat abstrak, (2) deretan kalimat, kata, dan
sebagainya yang membentuk ujaran, (3)
ujaran yang dihasilkan dalam interaksi manusia. Berdasarkan tiga
pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengertian teks adalah satuan
bahasa yang berupa bahasa tulis maupun berupa bahasa lisan yang dahasilkan dari
interaksi atau komunikasi manusia. Contoh teks tulis: Mata Kuliah Sintaksis
merupakan mata kuliah yang wajib ditempuh dalam program studi Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia. mata kuliah ini, membahas tentang seluk beluk pembentukan
kalimat.
Kridalaksana
(2011:137), koteks diartikan sebagai kalimat atau unsur-unsur yang mendahului
dan/atau mengikuti sebuah unsur lain dalam wacana. Koteks merupakan teks yang
mendampingi teks lain dan mempunyai keterkaitan dan kesejajaran. Keberadaan
teks yang terkait dengan koteks terletak pada bagian depan (mendahului) atau
pada bagian belakang teks yang mendampingi. Contohnya pada kalimat “Selamat
Datang” dan “Selamat Jalan” .
Kedua
kalimat di atas memiliki keterkaitan. Kalimat “Selamat Jalan” merupakan
ungkapan dari adanya kalimat sebelumnya, yaitu “Selamat Datang”. Kalimat
“Selamat Datang” dapat dimaknai secara utuh ketika adanya kalimat sesudahnya,
yaitu “Selamat Jalan”, begitu juga sebaliknya. Keberadaan koteks dalam suatu
wacana menunjukkan bahwa struktur suatu teks memiliki hubungan dengan teks
lainnya. Hal itulah yang membuat suatu wacana menjadi utuh dan lengkap.
Kridalaksana
(2011:134) menyatakan bahwa konteks adalah (1) aspek-aspek lingkungan fisik
atau sosial yang kait mengait dengan ujaran tertentu, (2) pengetahuan yang
sama-sama memiliki pembicara dan pendengar sehingga pendengar paham apa yang
dimaksud pembicara.
Konteks
yang berkaitan dengan partisipan (penutur) juga sangat berperan dalam memahami
makna dan informasi tuturan. Misalnya muncul tuturan berikut ini. “hanya Oreo”
kata pada akhir iklan Oreo memiliki arti seolah-olah hanya oreo biskuit rasa
coklat yang paling enak dan lezat. Contohnya lain seperti dialog di bawah ini.
Dialog I
Pembicara
: Ibu
Pendengar
: Bapak
Tempat
: Rumah
Situasi
: Sedang menunggu anaknya kembali dari rumah pamannya karena
mengambil sesuatu yang dipinjam
Waktu
: Pukul 09.00 Wib.
Ketika si
anak kembali, si ibu mengatakan, “Cepat sekali kamu pulang.”
Dialog II
Pembicara
: Ibu
Pendengar
: Bapak
Tempat
: Rumah
Situasi
: Menunggu anaknya yang belum kembali dari rumah temannya
Waktu
: Pukul 00.00 Wib
Ketika si
anak datang, si Ibu mengatakan, “Cepat sekali kamu pulang”.
Jika diperhatikan
kalimat “Cepat sekali kamu pulang”.pada dua contoh dialog di atas, memiliki
makna yang berbeda. Pada dialog pertama memiliki makna rasa heran seorang ibu
melihat anaknya yang cepat sekali mengambil barang dari rumah pamannya. Akan
teta[i berbeda dengan dialog kedua, kalimat “Cepat sekali kamu pulang” memiliki
makna sindira.
Hubungan antara Teks, KoTeks, dan Konteks
Hubungan antara teks, koteks, dan konteks sangat berkaitan. Hal tersebut
dapat dilihat dari segi hakikat yang telah di bahas pada bahasa di atas, yakni bahwa
teks adalah satuan bahasa yang terlengkap yang di dalamnya terdapat topik serta
bersifat kohesi dan koherensi. teks bisa berupa bahasa tulis maupun berupa
bahasa lisan (tutur). Sedangkan koteks merupakan unsur yang memiliki
keterkaitan dan kedudukannya sejajar dengan teks yang didampinginya. Koteks
dapat mendahului maupun membelakangi teks. Dan kemudian konteks merupakan
aspek-aspek yang saling berkaitan dengan ujaran tertentu sehingga timbul sebuah
pembicaraan. Aspek tersebut bisa berupa konteks secara situasi maupun
pengetahuan.
Hubungan teks, koteks, dan konteks dapat tergambar pada contoh berikut.
“Bang 2, pedes”
Contoh dialog “Bang 2, pedes” di
atas, semisal pada abang penjual bakso. Jika pembeli mengatakan demikian dan si
Abang penjual bakso memahaminya maka hal tersebut dapat dikatakan sebagai
wacana. Dengan teks berupa kalimat “Bang 2, pedes”. Sedangkan koteksnya berup
penjelas “2, pedes”, kemudian konteksnya mengacu pada situasi, dimana tidak ada
lagi penjual bakso selain tukang bakso tersebut pembeli menghampiri tukang
bakso tersebut. konteks berubah jika situasinya terdapat lebih dari satu tukang
bakso dan pembeli tidak menghampiri tukang bakso yang dimaksudkan.
Resume lainnya
Hakikat dan Kedudukan Wacana Dalam Linguistik
Prasyarat Wacana, Kohesi dan Koherensi
PengertianText, Kotext, Dan Koneks Serta Contohnya
Permasalahan dalam Wacana
Piranti Kohesi dan Koherensi
Praanggapan,Implikatur, dan Inferensi Dieksis
Jenis-Jenis Wacana Berdasar Media dan Jumlah Penutur
Wacana Narasi, Deskripsi, Eksposisi,Argumentasi, dan Persuasi
HakikatAnalisis Wacana Kritis
Model Analisis Van Dijk
Resume lainnya
Hakikat dan Kedudukan Wacana Dalam Linguistik
Prasyarat Wacana, Kohesi dan Koherensi
PengertianText, Kotext, Dan Koneks Serta Contohnya
Permasalahan dalam Wacana
Piranti Kohesi dan Koherensi
Praanggapan,Implikatur, dan Inferensi Dieksis
Jenis-Jenis Wacana Berdasar Media dan Jumlah Penutur
Wacana Narasi, Deskripsi, Eksposisi,Argumentasi, dan Persuasi
HakikatAnalisis Wacana Kritis
Model Analisis Van Dijk
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar