Prasyarat Wacana, Kohesi dan Koherensi

Tidak ada komentar


Prasyarat Wacana, Kohesi dan Koherensi
Khusnul Khotimah 2014C_146150


Keutuhan Wacana dibangun dan dipresentasikan oleh tiga aspek wacana, yaitu kohesi, koherensi, dan topikalisasi. Kohesi pada umumnya terjadi antarkalimat dan Pola urutan penyebutan,  jelas antar-paragraf. Keterpautan bentuk secara menunjukkan seting pemikiran dan kebiasaan struktural menyebabkan kalimat dan paragraf  tersusun secara padu dan kohesif. 

Kohesi merupakan aspek formal bahasa dalam wacana (hubungan yang tampak pada bentuk). Kohesi merupakan organisasi sintaksis dan merupakan wadah kalimat-kalimat yang disusun secara padu dan padat untuk menghasilkan tuturan (Tarigan 1987:96). Konsep kohesi mengacu pada hubungan bentuk antar unsur-unsur wacana sehingga memiliki keterkaitan secara padu. Dengan adanya hubungan kohesif itu, suatu unsur dalam wacana dapat diinterprestasikan sesuai dengan keterkaitannya dengan unsur-unsur yang lain. Hubungan kohesif dalam wacana sering ditandai dengan penanda-penanda kohesi, baik yang sifatnya gramatikal maupun leksikal.

Koeherensi adalah kekompakan hubungan antar kalimat dalam wacana. Koherensi juga hubungan timbal balik yang serasi antar unsur dalam kalimat Keraf (dalam Mulyana 2005: 30). Sejalan dengan hal tersebut Halliday dan Hasan (dalam Mulyana 2005: 31) menegaskan bahwa struktur wacana pada dasarnya bukanlah struktur sintaktik, melainkan struktur semantik, yakni semantik kalimat yang di dalamnya mengandung proposisi-proposisi. Sebab beberapa kalimat hanya akan menjadi wacana sepanjang ada hubungan makna (arti) di antara kalimat-kalimat itu sendiri.

Kohesi meliputi aspek Kepaduan, Keutuhan, Aspek bentuk (form), Aspek lahiriah, Aspek formal, Organisasi sintaksis Unsur internal. Koherensi menyangkut aspek Kerapian, Kesinambungan Aspek makna (meaning), Aspek batiniah, Aspek ujaran, Organisasi semantis, Unsur eksternal.

Salah satu contoh yaitu kohesi yang terdapat dalam wacana berita majalah Panjebar Semangat. Berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan, terdapat empat jenis sarana kohesi gramatikal, dan tiga jenis sarana kohesi leksikal. Keempat jenis sarana kohesi gramatikal meliputi: (1) kohesi penunjukan, (2) kohesi penggantian, (3) kohesi pelesapan, dan (4) kohesi perangkaian. Sedangkan ketiga jenis sarana kohesi leksikal meliputi: (1) repetisi, (2) sinonimi, dan (3) antonimi.
Ramlan (1993:10) mengatakan bahwa dalam bidang makna setiap kalimat menyatakan suatu informasi. Informasi yang terdapat pada kalimat yang satu memiliki hubungan dengan kalimat lainnya sehingga membentuk satu satuan informasi yang padu.
Dari hasil penelitian, dalam wacana berita di majalah Panjebar Semangat ditemukan tujuh jenis koherensi antarkalimat. Ketujuh koherensi tersebut adalah (1) koherensi penambahan, (2) koherensi perlawanan, (3) koherensi penekanan, (4) koherensi perturutan, (5) koherensi sebab–akibat, (6) koherensi waktu, dan (7) koherensi penjelasan.

Jenis-jenis kohesi antar kalimat yang ditemukan dalam wacana berita di majalah Panjebar Semangat adalah sebagai berikut.
1. Kohesi penunjukan: iki ‘ini’, iku ‘itu’, kuwi ‘itu’,
2. Kohesi penggantian: kata ganti persona (dheweke ‘dia’, panjenengane ‘beliau’, piyambake ‘beliau’, dan kekarone ‘keduanya’), klitika-e,
3. Kohesi pelesapan: berupa pelesapan pada fungsi subjek dan objek,
4. Kohesi perangkaian: nanging ‘namun’, nalika ‘ketika’, sebab ‘sebab/karena’, kamangka ‘padahal’, kejaba kuwi ‘kecuali itu’, jalaran ‘sebab/karena’, mula ‘maka’, sabanjure ‘lalu/kemudian’, merga ‘sebab/karena’, mangka ‘maka’,
5. Kohesi pengulangan: pengulangan episfora, pengulangan tautotes, dan berupa pengulangan anafora,

6. Sinonimi: sabu-sabu= barang haram, zina= kumpul kebo, etika= tata cara, mati= tiwas,
7. Antonimi: mudharat>< manfaat, mundur>< maju, tiwas>< slamet, murid>< guru.
Seperti halnya dengan jenis-jenis kohesi, jenis-jenis koherensi antarkalimat yang digunakan dalam wacana berita di majalah Panjebar Semangat adalah sebagai berikut.

1. Koherensi penambahan: kejaba kuwi ‘selain itu’, uga ‘juga’, semana uga ‘demikian juga’,
2. Koherensi perlawanan: kamangka ‘padahal’, nanging ‘namun’,
3. Koherensi penekanan: malah ‘malah’,
4. Koherensi perturutan: Banjur ‘lalu’, sabanjure ‘kemudian’, sawise ‘setelah’, akhire ‘akhirnya’,
5. Koherensi sebab-akibat: sebab ‘karena’,
6. Koherensi waktu: nalika kuwi ‘ketika itu’, wektu iku ‘waktu itu’, sawise iku ‘setelah itu’,
7. Koherensi penjelasan: Koherensi penjelasan penjabarannya berupa keterangan lebih lanjut.


Sumber: Nisa, Uswatun Hany.  Kohesi dan Koherensi Antarkalimat
Dalam Wacana Berita Di Majalah Panjebar Semangat.2011. Skripsi: Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang.





Tidak ada komentar :

Posting Komentar