Jenis-Jenis Wacana Berdasar Media dan Jumlah Penutur

Tidak ada komentar


Jenis-Jenis Wacana Berdasar Media dan Jumlah Penutur
(Khusnul Khotimah_146150_2014C)



Jenis Wacana Berdasar Media

a.       Wacana Lisan

Adalah wacana yang disampaikan secara lisan ,sebagai media komunikasi wacana lisan, wujudnya dapat berupa sebuah percakapan atau dialog lengkap dan penggalan percakapan. Wacana lisan memiliki ciri adanya penuturan dan mitra tutur, bahasa yang dituturkan, dan alih tutur yang menandai giliran bicara. Wacana lisan ini sangat produktif dalam sastra lisan seluruh tanah air, juga dalam siaran –siaran televisi, radio, khotbah, pidato, ceramah , serta rkaman –rekaman dalam kaset turut melestarikan wacana lisan.


Dalam mengutarakan maksud dengan wacana lisan,tidak hanya unsur bahasa tetapi juga digunakan gerakan tubuh,pandangan mata ,dan lain – lain,yang turut memberi makna wacana itu.

Jika pengutaraan maksud memakan waktu yang cukup lama,diperlukan adanya daya simak yang tinggi dari partisipan lainya.

Kelemahan wacana lisan adalah kesulitan dalam mengulang kembali wacana dengan sama tepat seperti yang pertama.Kelemahan wacana ini jga menyebabkan wacana lisan,sebagai bahan bukti,dalam bidang hukum memiliki kedudukan yang paling lemah disbanding wacana tulis.

Dengan uraian diatas dapat dibuat ciri – ciri wacana lisan sebagai berikut :

a.       Wacana lisan memerlukan daya simak yang tinggi agar interaksi tidak terputus

b.      Wacana lisan sulit diulang,dalam arti mengulang hal yang sama dengan ujaran pertama

c.       Wacana lisan dapat dilengkapi dengan gerakan anggota tubuh untuk memperjelas makna yang dimaksud

d.      Wacana lisan menyatukan partisipanya dalam satu situasi dan konteks yang sama.

e.       Wacana lisan biasanya lebih pendek daripada wacana tulis

f.       Wacana lisan juga melibatkan unsure kebiasaan atau pengetahuan yang telah diketahui bersama (common ground) ,yang ada pada satu keluarga atau kelompok dan

g.      Wacana lisan sering melibatkan partisipanya secara langsung.

b.      Wacana Tulis

Adalah jenis wacana yang disampaikan melalui tulisan. Wacan tulis dapat berwujud sebuah teks, sebuah alinea, dan sebuah wacana. Wacana tulis ditandai oleh adanya penulis dan pembaca, bahasa yang dituliskan dan penerapan sistim ejaan. Wacana tulis sering ditemukan pada bacaan majalah, koran, buku, makalah , dll.

Jenis Wacana Berdasarkan Jumlah Penutur

1.      Wacana Monolog

Adalah wacana yang disampaikan oleh seorang diri tanpa melibatkan orang lain untuk ikut berpartisipasi secara langsung. Umumnya, wacana monolog tidak menghendaki dan tidak menyediakan alokasi waktu terhadap respon pendengar atau pembacanya. Wacana monolog bersifat searah dan termasuk komunikasi tidak interaktif (noninteractive communication). Wacana monolog terjadi seperti pada orasi ilmiah, khotbah, dan penyampaian visi dan misi. Pada kenyataannya, dalam suatu orasi, ceramah, atau pidato tertentu, penutur secara improvisasi kadang-kadang justru mencoba berinteraksi dengan pendengarnya. Cara yang dipakai, misalnya dengan melontarkan pertanyaan, “Bagaimakah sikap kita untuk andil dalam pembangunan pendidikan bangsa ini?”. Dalam konteks seperti ini, wacana monolog berubah menjadi wacana semi-monolog.

Contoh :

(1) Siapa bilang remaja Indonesia cengeng? (2) banyak  yang berprestasi di forum Internasional, walaupun minim fasilitas. (3) Buktinya, dalam beberapa tahun terakhir kita membawa pulang puluhan medali dalam berbagai olimpiade dunia. (4) ada matematika, fisika, biologi, kimia, juga astronomi, komputer.



1)      Kalimat  nomor 2 merupakan   jawaban  terhadap pertanyaan  kalimat nomor 1 yang menyanggah bahwa remaja Indonesia  tidak cengkeng.

2)      kalimat nomor 3 merupakan pembuktian dari kalimat nomor 2.

3)      kalimat ke 4 merupakan contoh-contoh yang menguatkan kalimat nomor 2 dan 3.



2.      Wacana Dialog

Adalah percakapan yang dilakukan oleh dua orang secara langsung. Wacana dialog bersifat dua arah, dan masing-masing partisipan secara aktif ikut berperan didalam komunikasi, sehingga disebut komunikasi interaktif (interactive communication). Wacana dialog terjadi seperti pada peristiwa diskusi, musyawarah, pembicaraan telepon, Tanya jawab, dan teks drama.

Perhatikan contoh wacana dialog berikut ini.

SUNSLIK GINGSENG

C  : Betulkan ?

W : Iya

C  : Aku paling sebel deh kalau cowokku naksir cewek yang lain.

W : Cowokku dulu juga gitu. Dia itu suka melirik cewek yang rambutnya panjang. Padahal dulu aku takut manjangin rambut. Takut patah-patah dan rontok. Sunslik gingseng membuat rambut semakin kuat tumbuh sepanjang yang kamu suka.

C  : Sekarang rambut kamu sudah panjang ?

W : Ya

C  : Berarti cowok kamu sudah tidak lirik-lirik lagi dong ?

W : Cowokku si ndak, cowok-cowok yang lain pada lirik aku

Wacana tersebut merupakan wacana dialog antara dua orang gadis. Mereka sedang berdialog mengenai rambut. Setelah menggunakan sunslik gingseng rambut menjadi kuat dan tidak rontok.



3.      Wacana Polilog

Adalah pembicaraan atau percakapan yang melibatkan partisipan pembicaraan lebih dari dua orang penutur. Partisipan yang terlibat dalam pembicaraan semuanya berperan aktif dan langsung dalam komunikasi. Wacana polilog terjadi seperti pada peristiwa musyawarah, diskusi, atau debat, dan teks drama.




Tidak ada komentar :

Posting Komentar