Model Analisis Van Dijk
Model Analisis Van Dijk
(Khusnul Khotimah_146150_2014C)
Resume
Kelompok 11
Dalam
analisis wacana ada tiga hal penting yang mempengarui produksi maupun analisis
wacana yakni: ideologi, pengetahuan dan wacana. Ideologi mempengaruhi produksi
wacana. Tidak ada wacana yang benar-benar netral atau steril dari ideologi
penutur atau pembuatnya. Ideologi adalah sistem kepercayaan baik kepercayaan
kolektif masyarakat maupun skemata kelompok yang khas, yang tersusun dari
berbagai kategori yang mencerminkan identitas, struktur sosial, dan posisi
kelompok. Ideologi merupakan basis sikap sosial. Pengetahuan adalah kepercayaan
yang dibuktikan dengan benar (dijustifikasi). Kepercayaan menjadi pengetahuan
apabila dimiliki oleh kelompok yang bersangkutan.
Ketiga dimensi ini merupakan bagian yang integral dan dilakukan secara bersama-sama dalam analisis Van Dijk (Eriyanto 2001:225).
Teks
Van
Dijk membagi struktur teks ke dalam tiga tingkatan. Pertama, struktur
makro. Ini merupakan makna global/ umum dari suatu teks yang dapat diamati
dengan melihat topik atau tema yang dikedepankan dalam suatu berita.
Kedua, superstruktur.
1.
Struktrur makro (thematic
structure)
Struktur makro merupakan makna global sebuh teks yang
dapat dipahami melalui topiknya. Topik direpresentasikan ke dalam suatu atau
beberapa kalimat yang merupakan gagasan utama/ide pokok wacana. Topik juga
dikatakan sebagai “semantic macrostructure” (van Dijk, 1985:69).
Makrostruktur ini dikatakan sebagai semantik karena ketika kita berbicara
tentang topik atau tema dalam sebuah teks, kita akan berhadapan dengan makna
dan refrensi.
2. Superstruktur (superstructure)
Superstruktur
merupakan struktur yang digunakan untuk mendeskripsikansehemata, di
mana keseluruhan topik atau isi global berita diselipkan. Superstruktur ini
mengorganisikan topik dengan cara menyusun kalimat atau unit-unit beritanya
berdasarkan urutan atau hiraki yang diinginkan. Teks atau wacana umumnya mempunyai skema atau alur dari
pendahuluan sampai akhir. Alur tersebut menunjukkan bagaimana bagian-bagian
dalam teks disusun dan diurutkan sehingga membentuk kesatuan arti. Meskipun
mempunyai bentuk dan skema yang beragam, berita umumnya mempunyai dua kategori
skema besar. Pertama, summary yang biasanya ditandai dengan
dua elemen yakni judul dan lead. Elemen skema ini merupakan elemen yang
dipandang paling penting. Judul umumnya menunjukkan tema yang ingin ditampilkan
oleh wartawan dalam pemberitaannya. Lead umumnya sebagai pengantar ringkasan
apa yang ingin dikatakan sebelum masuk dalam isi berita secara lengkap.
Kedua, story yakni isi berita secara keseluruhan. Isi berita
ini juga mempunyai dua subkategori. Yang pertama berupa situasi yakni proses
atau jalannya peristiwa, sedang yang kedua komentar yang ditampilkan dalam
teks.
3. Struktur Mikro
Struktur mikro adalah struktur wacana itu sendiri yang
terdiri atas beberapa elemen, yaitu:
1) Elemen sintaksis
Elemen sintaksis merupakan salah satu elemen penting
yang dimaanfaatkan untuk mengimplikasikan ideologi. Dengan kata lain, melalui
struktur sintaksis tertentu, pembaca dapat menangkap maksud yang ada dibalik
kalimat-kalimat dalam berita. Melalui struktur sintaksis, wartawan dapat
menggambarkan aktor atau peristiwa tertentu secara negafit maupun posifit.
a. Koherensi
Koherensi adalah pertalian atau jalinan antarakata,
atau kalimat dalam teks, Dua buah kalimat yang menggambarkan fakta yang berbeda
dapat dihubungkan sehingga tampak koheren.
b. Koherensi
Kondisional
Koherensi Kondisianal diantaranya ditandai dengan
pemakian anak kalimat sebagai penjelas. Di sini ada dua kalimat,di mana kalimat
kedua adalah penjelas atau keterangan dari proposisi pertama, yang dihubungkan
dengan kata hubung konjungsi, seperti “yang” atau “dimana”. Kalimat kedua
fungsinya hanya sebagai penjelas (anak kalimat), sehingga ada atau tidak anak
kalimat itu,tidak akan mengurangi arti kalimat. Anak kalimat itu menjadi cermin
kepentingam komunikator karena ia dapat memberi keterangan yang baik/buruk terhadap
suatu pertanyaan.
c. Koherensi
pembeda
Jika koherensi kondisional berhubungan dengan
pertanyaan bagaimana dua peristiwa dihubungkan/dijelaskan. Koherensi pembeda
berhubungan dengan pertanyaan, bagaimana dua buah peristiwa atau fakta itu hendak
dibedakan.
d. Pengingkaran
Elemen wacana pengingkaran adalah bentuk praktik
wacana yang menggambarkan bagai mana wartawan menyembunyikan apa yang anggin
diekpresikan secara amplisit. Penginakaran ini menunjukkan seolah wartawan
menyetujui sesuatu, pahal ia tidak setuju dengan memberikan argumentasi atau
fakta yang menyangkal persetujuannya tersebut.
e. Bentuk kalimat
Bentuk kalimat adalah segi sintaksis yang berhubungan
dengan cara berpikir logis, yaitu prinsip kausalitas. Di mana ia menyatakan
apakah A yang menjelaskan B, atau B yang menjelaskan A. Logika kausalitas ini
jika diperjemahkan ke dalam bahasa menjadi susunan objek (diterangkan) dan
predikat (menerangkan). Bentuk lain adalah dengan pemakian urutan kata-kata
yang mempunyai dua fungsi sekaligus. Pertam, menekankan atau menghilangkan
dengan penempatan dan pemakian kata atau frase yang mencolok dengan menggunakan
pemakian semantik. Yang juga penting dalam sintaksis selain bentuk kalimat
adalah posisi proposisi dalam kalimat. Bagaiman proposisi-proposisi diatur
dalam satu rangkaian kalimat. Termasuk ke dalam bagian bentuk kalimat ini
adalah apakah berita itu memakai bentuk deduktif atau indukfit. Dedukfit adalah
bentuk penulisan kalimat dimana inti kalimat (umum) ditempatkan di bagian
mukak, kemudian disusul dengan keterangan tambahan (khusus). Sebaliknya, bentuk
induktif adalah bentuk penulisan di mana inti kilimat ditempatkan di akhir setelah
keterangan tambahan.
f. Kata Ganti
Elemen kata ganti merupakan elemen untuk memanipulasi
bahasa dengan menciptakan suatu komunitas imanjinatif. Kata ganti merupakan
alat yang dipakai oleh komunikator untuk menujukkan di mana posisi seseorang
dalam wacana. Dalam mengungkapkan sikapnya, seseoarang dapat menggunakan “kami”
atau “saya” yang menggambarkan bahwa sikap tersebut merupakan sikap resmi
komunikator. Namun, ketika menggunakan kata ganti “kita”, sikap tersebut
sebagai representasi dari sikap bersama dalam suatu komunitas tersebut.
pemakian kata ganti yang jamak seperti “kita” (atau“kami”)
2) Elemen Semantik (makna lokal)
Elemen semantik ini sangat erat hubunganya dengan
elemen leksikon dan sintaksis sebab penggunaan leksikon dan struktur sintaksis
tertentu dalam berita dapat memunculkan makna tertentu. Berikut ini adalah
unsur-unsur wacana yang tergolong ke dalam elemen semantik.
1. Latar
Latar merupakan bagian berita yang dapat mengpengaruhi
semantik (arti) yang inggin ditampilkan. Latar dapat menjadi alasan pembenar
gagasan yang diajukan dalam suatu teks (Eriyanto, 2006.235). oleh karena itu,
latar teks merupakan elemen yang berguna karena dapat membongkar apa maksud
yang inggin disampaikan oleh wartawan. Latar peristiwa itu dipakai untuk
menyediakan dasar hendak ke mana teks dibawah.
2. Detil
Elemen wacana detil berhunungan dengan kontrol
informasi yang ditampilkan seseorang (Eriyanto, 2006: 238). Detil yang lengkap
dan panjang merupakan penonjolan yang dilakukan secara sengaja untuk
menciptakan citra tertentu kepada khalayak. Detil yang lengkap itu akan
dihilangkan kalau berhubungan dengan sesuatu yang menyangkut kelemahan atau
kegagalan komunikator.
3. Maksud
Elemen wacana maksud hampir sama dengan detil, hanya
saja elemen maksud meliat informasi yang menguntungkan komunikator akan
diuraikan secara eksplisit dan jelas. Sebaliknya, informasi yang merugikan akan
diuraikan secara tersamar, implisit, dan tersembunyi.
4. Pranggapan
Elemen wacana pranggapan merupakan pertanyaan yang
digunakan untuk mendukung makna suatu teks. Pranggapan adalah upaya mendukung
pendapat dengan memberikan premis yang dipercaya kebenarannya. Pranggapan hadir
dengan pernyataan yang dipandang terpercaya sehingga tidk perlu dipertanyakan.
3) Elemen leksikon
Elemen leksikom menyangkut pemilihan diksi. Pemilihan
diksi telah diketahui dapat mengeskspresikan idiologi maupun persuai,
sebagaimana yang terjadi pada “terrorist” dan “freedomfighter”. Bagaimana aktor
yang sama digambarkan dengan dua diksi yang berbeda berimplikasi pada pemahaman
pembaca tenteng aktor tersebut.
4) Elemen Retorik
Elemen ritorik menyangkut penggunaan repetisi,
alitersi, metafora yang dapat berfungsi sebagai “idiologi control” manakalah
sebuah informasi yang kurang baik tentang aktor tertentu dibuat kurang mencolok
sementara informasi tentang aktor lain ditekankan. Dengan kata lain, retorik
ini digunakan untuk memberi penekanan posifif atau negatif terhadap aktor atau
peristiwa dalam berita.
a. Grafis
Elemem ini merupakan bagian untuk memberikan apa yang
ditekankan atau ditonjolkan (yang berarti dianggap penting) oleh seseorang yang
dapat diamati dari teks. Dalam berita elemen grafis ini biasanya muncul lewat
bagian tulisan yang dibuat berbeda dibandingkan tulisan lain, seperti pemakian
huruf tebal, huruf miring, garis bawah, huruf dengan ukuran lebih
besar,termasuk pemakian caption, raster, grafik, gambar, foto dan tabel untuk
mendukung pesan. Pemakian angka-angka dalam berita diantaranyadigunakan untuk
menyugestikan kebenaran, ketelitian, dan posisi dara suatu laporan. Pemakian
jumlah, ukuran statistik menurut Van Dijk (dalam Eriyanto, 2006:258) bukan
semata bagian dari standar jurnalistik, melainkan juga menyugestikan presisi
dari apa yang hendak dikatakan dalam teks.
b. Metafora
Dalam suatu wacana, seorang wartawan tidak hanya
menyampaikan pesan pokok lewat teks, tetapi juga kiasan,ungkapan, metafora yang
dimaksudkan sebagian ornamen atau bumbuu dari suatu berita. Akan tetapi, pemakian
metafora tertentu bisa jadi pakian oleh wartawan secara strategi sebagai
landasan berfikir, alasan pembenar atas pendapat tertentu kepada publik.
Penggunaan ungkapan sehari-hari, peribahasa, pepatah, petuah leluhur, kata-kata
kuno, bahkan ungkapan ayat suci dipakai untuk memperkuat pesan utama.
Sumber: Eriyanto. 2001. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media.
Yogyakarta: LKIS.
Hakikat dan Kedudukan Wacana Dalam Linguistik
Prasyarat Wacana, Kohesi dan Koherensi
PengertianText, Kotext, Dan Koneks Serta Contohnya
Permasalahan dalam Wacana
Piranti Kohesi dan Koherensi
Praanggapan,Implikatur, dan Inferensi Dieksis
Jenis-Jenis Wacana Berdasar Media dan Jumlah Penutur
Wacana Narasi, Deskripsi, Eksposisi,Argumentasi, dan Persuasi
HakikatAnalisis Wacana Kritis
Model Analisis Van Dijk
Hakikat dan Kedudukan Wacana Dalam Linguistik
Prasyarat Wacana, Kohesi dan Koherensi
PengertianText, Kotext, Dan Koneks Serta Contohnya
Permasalahan dalam Wacana
Piranti Kohesi dan Koherensi
Praanggapan,Implikatur, dan Inferensi Dieksis
Jenis-Jenis Wacana Berdasar Media dan Jumlah Penutur
Wacana Narasi, Deskripsi, Eksposisi,Argumentasi, dan Persuasi
HakikatAnalisis Wacana Kritis
Model Analisis Van Dijk
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar