Keterkaitan Karakter Guru dan Muridnya dalam Berita “Mendikbud Ancam Pecat Guru Curang” pada Artikel Harianjogja.com Kajian Wacana Kritis Van Djik
Tulisan kecil
22.43
Keterkaitan Karakter Guru dan Muridnya dalam
Berita “Mendikbud Ancam Pecat Guru Curang” pada Artikel Harianjogja.com
Kajian Wacana Kritis Van Djik
Blog: plutoremember.blogspot.com
085607888766
Abstract
Education is a
very important thing that will affect the character of each individual. Schools
become facilitators for the nation's generation to pursue education. But what
happens when teachers and schools do the cheating so that students are able to
pass the National Exam. Mendikbud appealed to dismiss teachers who cheated. It
is a criticism that the teacher who is the role model is not completely clean
of the practice of cheating. When the character of the teacher has been damaged
how the character of the students who educated.
Of course not
all teachers cheat, a news story we can not receive in full without analyzing
it. Harianjogja.com publishes about the Mendikbud that threatens to break the
cheat teacher, which is analyzed using critical discourse theory according to
Van Djik.
Key words:
teacher, student, cheat, fired, mendikbud.
Model Analisis Van Dijk
Tulisan kecil
20.49
Model Analisis Van Dijk
(Khusnul Khotimah_146150_2014C)
Resume
Kelompok 11
Dalam
analisis wacana ada tiga hal penting yang mempengarui produksi maupun analisis
wacana yakni: ideologi, pengetahuan dan wacana. Ideologi mempengaruhi produksi
wacana. Tidak ada wacana yang benar-benar netral atau steril dari ideologi
penutur atau pembuatnya. Ideologi adalah sistem kepercayaan baik kepercayaan
kolektif masyarakat maupun skemata kelompok yang khas, yang tersusun dari
berbagai kategori yang mencerminkan identitas, struktur sosial, dan posisi
kelompok. Ideologi merupakan basis sikap sosial. Pengetahuan adalah kepercayaan
yang dibuktikan dengan benar (dijustifikasi). Kepercayaan menjadi pengetahuan
apabila dimiliki oleh kelompok yang bersangkutan.
Hakikat Analisis Wacana Kritis
Tulisan kecil
20.47
Hakikat
Analisis Wacana Kritis
(Khusnul
Khotimah_146150_2014C)
Resume Kelompok 10
Analisis Wacana Kritis tidak dipahami semata sebagai studi
bahasa. Pada akhirnya amalisis wacana memang menggunakan bahasa dalam teks
untuk dianalisis, tetapi bahasa yang dianalisis memiliki perbedaan dengan studi
bahasa dalam pengertian linguistik tradisional. Bahasa dianalisis tidak hanya
menghubungkan aspek kebahasaan, tetapi juga menghubungkan dengan konteks.
Berikut ini disajikan karakteristik penting dari analisis wacana
kritis. Bahan diambil dari tulisan Teun A. Van Djik, Fairclough, dan Wodak.
Wacana Narasi, Deskripsi, Eksposisi, Argumentasi, dan Persuasi
Tulisan kecil
20.46
Wacana Narasi, Deskripsi, Eksposisi,
Argumentasi, dan Persuasi
(Khusnul Khotimah_146150_2014C)
Wacana
Narasi, Deskripsi, Eksposisi, Argumentasi, dan Persuasi
1.
Wacana Narasi
Pengertian
Narasi merupakan suatu bentuk wacana yang berusaha mengisahkan suatu
kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat atau
mengalami sendiri peristiwa itu ( Keraf: 2010). Keraf juga mengatakan unsur
terpenting dalam narasi adalah unsur tindakan atau perbuatan. Namun sebagai
pembeda dengan wacana deskripsi, maka harus ditambahkan unsur kronologi atau
rangkaian waktu.
Wacana narasi
adalah salah satu jenis wacana yang berusaha menceritakan/ mengisahkan suatu
kejadian yang terjadi dalam suatu rangkaian peristiwa dari waktu ke waktu
secara kronologis. Unsur-unsur penting dalam sebuah narasi adalah:
a.
Kejadian
b.
Tokoh
c.
Konflik
d.
Alur/ plot
e.
Latar yang
terdiri atas latar waktu, tempat, dan suasana
Contoh Wacana
Narasi
Doni terlambat ke sekolah hari ini
karena bangun kesiangan. Ia tiba di sekolah pukul 7.45, sehingga ia di tegur
oleh guru piket. Dan ketika masuk ke ruangan bahasa inggris ia di larang masuk
karena waktu untuk yang kesiangan telah habis.
2.
Wacana
Deskripsi
Pengertian
Wacana deskripsi adalah satuan jenis
wacana yang menggambarkan suatu objek berdasarkan hasil pengamatan, perasaan,
dan pengalaman penulisnya. Untuk mencapai kesan yang sempurna bagi pembaca,
penulis merinci objek dengan kesan, fakta, dan citraan.
Dilihat dari sifat objeknya,
deskripsi dibedakan atas 2 macam, yaitu :
a)
Deskripsi
Imajinatif/ Impresionis
Pengertian
Merupakan
deskripsi yang menggambarkan objek benda sesuai kesan/imajinasi si penulis.
Pengertian lain tentang deskripsi impresionis yaitu ialah ragam pemaparan
yang didasarkan pada impresi (kesan atau perasaan) penulis terhadap peristiwa,
kejadian, tempat, perbuatan, karakter, dll.
Hal ini
didasarkan pada kuat lemahnya kesan yang didapat dari objek.
Contoh :
Deskripsi mengenai kota Malang yang dingin, sejuk, dan segar. Banyak objek
wisata yang menyenangkan di sana. Wahananya pun seru-seru dan asyik-asyik.
Contoh
Deskripsi Imajinatif
Aku tidak
lagi berada di kamarku, tetapi di suatu ruangan bersama-sama dengan sekelompok
orang yang sama sekali belum pernah kulihat sebelumnya. Bau asap tembakau
memenuhi ruangan itu, tapi tak seorang pun yang kelihatan peduli. Kami semua
duduk di kursi yang diatur membentuk sebuah lingkaran, mirip dengan ruangan
diskusi. Semua tampak duduk tenang, semua kelihatan sedang menulis, dan tidak
seorang pun yang kelihatan peduli pada orang lain di ruangan itu.
b)
Deskripsi
Faktual/Ekspositoris
Pengertian
Merupakan deskripsi yang menggambarkan objek berdasarkan urutan logika atau
fakta-fakta yang dilihat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Faktual dapat
diartikan sebagai hal (keadaan, peristiwa) yang merupakan kenyataan; sesuatu
yang benar-benar ada atau terjadi. Atau juga bisa diartikan sebagai sesuatu hal
yang berdasarkan kenyataan; mengandung dan kebenaran. Ada juga pendapat lain
mengenai deskripsi ekspositoris, yaitu ragam pemaparan atau penggambaran secara
logis.
Hal ini
didasarkan pada pemikiran bahwa semua yang ada di dunia ini mempunyai “logika
urut-urutan sendiri”.
Contoh: Bila
kita ingin mendeskripsikan manusia, maka logika urutannya: dari atas (kepala)
ke bawah (kaki)
Contoh
Deskripsi Faktual
Di sebelah
kiri pintu tergantung sebuah penanggalan dan sebuah cermin yang bertuliskan
”Anda manis, Nona.” Di bawahnya merapat sebuah meja belajar yang diberi alas
kertas berbunga-bunga merah jambu, dan dilapisi lagi dengan plastik bening. Di
atas meja ada sebuah tape recorder kecil, sebuah mesin ketik, jam weker,
alat-alat tulis, beberapa helai kertas berserakan dan buku-buku dalam keadaan
terbuka. Pasti semalam dia habis mengerjakan paper, pikirku.
Ciri- cirinya
a.
Menggambarkan atau melukiskan sesuatu
b. Penggambaran tersebut dilakukan sejelas-jelasnya dengan melibatkan kesan
indera
c.
Membuat pembaca atau pendengar merasakan sendiri atau mengalami sendiri
3.
Wacana
Eksposisi
Pengertian
Wacana eksposisi adalah satuan jenis
wacana yang memaparkan atau menjelaskan secara terperinci (memaparkan) sesuatu
dengan tujuan memberikan informasi dan memperluas pengetahuan kepada
pembacanya.
Wacana eksposisi
biasanya digunakan pada karya-karya ilmiah seperti artikel ilmiah,
makalah-makalah untuk seminar, simposium, atau penataran. Tahapan menulis
wacana eksposisi, yaitu menentukan objek pengamatan, menentukan tujuan dan pola
penyajian eksposisi, mengumpulkan data atau bahan, menyusun kerangka wacananya,
dan mengembangkan kerangka wacana menjadi karangan.
Pengembangan kerangka karangan
berbentuk eksposisi dapat berpola penyajian urutan topik yang ada dan urutan
klimaks dan antiklimaks.
Ciri-ciri
atau karakteristik karangan eksposisi
a. Menjelaskan informasi agar pembaca mengetahuinya
b. Menyatakan sesuatu yang benar-benar terjadi (data aktual)
c. Tidak terdapat unsur memengaruhi atau memaksakan kehendak
d. Menunjukkan analisis atau penafsiran secara objektif terhadap fakta yang
ada
e. Menunjukan sebuah peristiwa yang terjadi atau tentang proses kerja
sesuatu
Contoh Wacana Eksposisi
Jatuhnya pesawat berkapasitas 266
penumpang airbus A300-600 merupakan peristiwa kedua bagi American Airlines
beberapa detik lepas landas dari bandara udara internasional O’Hare Chicago,
tiba-tiba mesin kiri lepas dari dudukannya. Pilot tidak bisa mengendalikan
pesawat akibat keseimbangan pesawat mendadak berubah dengan jatuhnya mesin berbobot
sekitar 5 ton. Pesawat mendarat dan menghujam tempat parkir kendaraan 31 detik
kemudian 271 penumpang plus awak tewas seketika.
Kecelakaan lain menyangkut mesin
copot dialami oleh pesawat kargo EI-Al milik flag carier Israel, 4 Oktober
1992. Mesin nomor empat atau yang paling ujung pada sayap kanan, tiba-tiba
lepas akibat dua fuse-pin (baut dudukan mesin) lepas. Di susul kemudian oleh
mesin nomor tiga. Mendadak kehilangan dua mesin, pilot tidak dapat
mengendalikan pesawat dan menabrak gedung bertingkat di Amsterdam, Belanda.
Empat awak tewas berikut 47 penghuni flat yang di tabrak.
4.
Wacana
Argumentasi
Pengertian
Argumentasi adalah suatu bentuk
retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar
mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan
oleh penulis atau pembicara (Gorys Keraf: 2010). Melalui argumentasi penulis
atau pembicara ingin menunjukkan sesuatu hal dianggap benar atau salah dengan
didukung fakta-fakta.
Wacana
argumentasi adalah satuan jenis wacana yang berisi pendapat, sikap, atau
penilaian terhadap suatu hal yang disertai dengan alasan, bukti-bukti, dan
pernyataan-pernyataan yang logis.
Tujuan wacana argumentasi adalah
berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran pendapat pengarang. Gorys Keraf (2010:100) menerangkan,
untuk membuktikan suatu kebenaran, argumentasi mempergunakan prinsip-prinsip logika.
Ciri Paragraf
Argumentasi
a.
Ada pernyataan,
ide, atau pendapat yang dikemukakan penulisnya
b.
Ada alasan,
data, atau fakta yang mendukung
c.
Pembenaran
berdasarkan data dan fakta yang disampaikan.
Data dan fakta yang digunakan untuk
menyusun wacana atau paragraf argumentasi dapat diperoleh melalui wawancara,
angket, observasi, penelitian lapangan, dan penelitian kepustakaan. Pada akhir
paragraf atau karangan perlu disajikan kesimpulan.
Contoh Wacana Argumentasi
Menurut Iskandar, sudah saatnya
masyarakat mengubah paradigma agar lulus SMP langsung masuk SMA. Kalau memang
lebih berbakat pada jalur profesi sebaiknya memilih SMK. Dia mengingatkan
sejumlah resiko bagi lulusan SMP yang sembarang melanjutkan sekolah. Misalnya
lulusan SMP yang tidak mempunyai bakat minat ke jalur akademik sampai perguruan
tinggi , tetapi memaksakan masuk SMA. Dia tidak akan lulus UAN karena sulit
mengikuti pelajaran di SMA. Tanpa lulus UAN mustahil bisa sampi perguruan
tinggi. Pada akhirnya mereka akan menjadi pengangguran karena peljaran SMA
tidak memberi bekal untuk bekerja.
5.
Wacana Persuasi
Pengertian
Dalam buku Gorys Keraf (2010:118) ia
mengemukakan persuasi adalah suatu seni verbal yang bertujuan untuk meyakinkan
seseorang agar melakukan sesuatu yang dikehendaki pembicara pada waktu ini atau
pada waktu yang akan datang. Karena tujuan terakhir adalah agar pembaca atau
pendengar melakukan sesuatu, maka persuasi dapat dimasukkan dalam cara-cara
mengambil keputusan.
Paragraf persuasi adalah bentuk
karangan yang bertujuan untuk meyakinkan seseorang, baik pembaca maupun
pendengar agar melakukan sesuatu yang dikehendaki penulis. Salah satu bentuk
paragraf persuasi yang dikenal secara umum adalah propaganda yang dilakukan
berbagai badan, lembaga, atau perorangan.
Isi
paragraf mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi atau mengajak pembaca.
Paragraf persuasif banyak dipakai dalam penulisan iklan,terutama majalah dan
Koran .
Contoh 1
Marilah
kita membuang sampah pada tempatnya, agar lingkungan kita bebas dari banjir dan
bebas dari penyakit yang disebabkan oleh sampah – sampah yang di buang tidak
pada tempatnya. Oleh karena itu, perlu kesadaran pada diri kita masing – masing
untuk membuang sampah pada tempatnya.
Contoh 2
Banyak
orang yang meremehkan sampah. Bahkan, tidak terpikirkan hal yang akan
ditimbulkannya. Walaupun tempat sampah banyak disesidakan, tetapi kepedualian
seseorang terhadap sampah sangat kurang. Sebagai siswa, kamu sebaiknya
menyadari dan memiliki sikap peduli terhadap sampah. Oleh karena itu, buanglah
sampah pada tempat sampah.
Sumber: eprints.unsri.ac.id/281/1/ZAHRA%209a.pdf
Jenis-Jenis Wacana Berdasar Media dan Jumlah Penutur
Tulisan kecil
20.44
Jenis-Jenis
Wacana Berdasar Media dan Jumlah Penutur
(Khusnul
Khotimah_146150_2014C)
Jenis Wacana Berdasar Media
a. Wacana Lisan
Adalah wacana
yang disampaikan secara lisan ,sebagai media komunikasi wacana lisan, wujudnya
dapat berupa sebuah percakapan atau dialog lengkap dan penggalan percakapan. Wacana lisan
memiliki ciri adanya penuturan dan mitra tutur, bahasa yang dituturkan, dan
alih tutur yang menandai giliran bicara. Wacana lisan ini sangat produktif
dalam sastra lisan seluruh tanah air, juga dalam siaran –siaran televisi,
radio, khotbah, pidato, ceramah , serta rkaman –rekaman dalam kaset turut
melestarikan wacana lisan.
Dalam mengutarakan maksud dengan wacana lisan,tidak hanya unsur bahasa tetapi juga digunakan gerakan tubuh,pandangan mata ,dan lain – lain,yang turut memberi makna wacana itu.
Jika pengutaraan maksud memakan waktu yang cukup
lama,diperlukan adanya daya simak yang tinggi dari partisipan lainya.
Kelemahan wacana lisan adalah kesulitan
dalam mengulang kembali wacana dengan sama tepat seperti yang pertama.Kelemahan
wacana ini jga menyebabkan wacana lisan,sebagai bahan bukti,dalam bidang hukum
memiliki kedudukan yang paling lemah disbanding wacana tulis.
Dengan uraian diatas dapat dibuat ciri – ciri wacana
lisan sebagai berikut :
a. Wacana lisan
memerlukan daya simak yang tinggi agar interaksi tidak terputus
b. Wacana lisan
sulit diulang,dalam arti mengulang hal yang sama dengan ujaran pertama
c. Wacana lisan
dapat dilengkapi dengan gerakan anggota tubuh untuk memperjelas makna yang
dimaksud
d. Wacana lisan
menyatukan partisipanya dalam satu situasi dan konteks yang sama.
e. Wacana lisan
biasanya lebih pendek daripada wacana tulis
f. Wacana lisan
juga melibatkan unsure kebiasaan atau pengetahuan yang telah diketahui bersama
(common ground) ,yang ada pada satu keluarga atau kelompok dan
g. Wacana lisan
sering melibatkan partisipanya secara langsung.
b. Wacana Tulis
Adalah jenis
wacana yang disampaikan melalui tulisan. Wacan tulis dapat berwujud sebuah
teks, sebuah alinea, dan sebuah wacana. Wacana tulis ditandai oleh adanya
penulis dan pembaca, bahasa yang dituliskan dan penerapan sistim ejaan. Wacana tulis
sering ditemukan pada bacaan majalah, koran, buku, makalah , dll.
Jenis Wacana Berdasarkan Jumlah Penutur
1.
Wacana Monolog
Adalah wacana
yang disampaikan oleh seorang diri tanpa melibatkan orang lain untuk ikut berpartisipasi
secara langsung. Umumnya, wacana monolog tidak menghendaki dan tidak
menyediakan alokasi waktu terhadap respon pendengar atau pembacanya. Wacana
monolog bersifat searah dan termasuk komunikasi tidak interaktif (noninteractive
communication). Wacana monolog terjadi seperti pada orasi ilmiah, khotbah,
dan penyampaian visi dan misi. Pada kenyataannya, dalam suatu orasi, ceramah,
atau pidato tertentu, penutur secara improvisasi kadang-kadang justru mencoba
berinteraksi dengan pendengarnya. Cara yang dipakai, misalnya dengan
melontarkan pertanyaan, “Bagaimakah sikap kita untuk andil dalam pembangunan
pendidikan bangsa ini?”. Dalam konteks seperti ini, wacana monolog berubah
menjadi wacana semi-monolog.
Contoh :
(1) Siapa
bilang remaja Indonesia cengeng? (2) banyak yang berprestasi di forum
Internasional, walaupun minim fasilitas. (3) Buktinya, dalam beberapa tahun
terakhir kita membawa pulang puluhan medali dalam berbagai olimpiade dunia. (4)
ada matematika, fisika, biologi, kimia, juga astronomi, komputer.
1)
Kalimat
nomor 2 merupakan jawaban terhadap pertanyaan kalimat
nomor 1 yang menyanggah bahwa remaja Indonesia tidak cengkeng.
2)
kalimat nomor 3
merupakan pembuktian dari kalimat nomor 2.
3)
kalimat ke 4
merupakan contoh-contoh yang menguatkan kalimat nomor 2 dan 3.
2.
Wacana Dialog
Adalah
percakapan yang dilakukan oleh dua orang secara langsung. Wacana dialog
bersifat dua arah, dan masing-masing partisipan secara aktif ikut berperan
didalam komunikasi, sehingga disebut komunikasi interaktif (interactive
communication). Wacana dialog terjadi seperti pada peristiwa diskusi,
musyawarah, pembicaraan telepon, Tanya jawab, dan teks drama.
Perhatikan contoh wacana dialog berikut ini.
SUNSLIK GINGSENG
C : Betulkan ?
W : Iya
C : Aku paling sebel deh kalau cowokku naksir cewek
yang lain.
W : Cowokku dulu juga gitu. Dia itu suka melirik cewek
yang rambutnya panjang. Padahal dulu aku takut manjangin rambut. Takut
patah-patah dan rontok. Sunslik gingseng membuat rambut semakin kuat tumbuh
sepanjang yang kamu suka.
C : Sekarang rambut kamu sudah panjang ?
W : Ya
C : Berarti cowok kamu sudah tidak lirik-lirik lagi
dong ?
W : Cowokku si ndak, cowok-cowok yang lain pada lirik aku
Wacana tersebut merupakan wacana dialog
antara dua orang gadis. Mereka sedang berdialog mengenai rambut. Setelah
menggunakan sunslik gingseng rambut menjadi kuat dan tidak rontok.
3.
Wacana Polilog
Adalah
pembicaraan atau percakapan yang melibatkan partisipan pembicaraan lebih dari
dua orang penutur. Partisipan yang terlibat dalam pembicaraan semuanya berperan
aktif dan langsung dalam komunikasi. Wacana polilog terjadi seperti pada
peristiwa musyawarah, diskusi, atau debat, dan teks drama.
Langganan:
Postingan
(
Atom
)