Apa yang Aku Baca

Keterkaitan Karakter Guru dan Muridnya dalam Berita “Mendikbud Ancam Pecat Guru Curang” pada Artikel Harianjogja.com Kajian Wacana Kritis Van Djik



Keterkaitan Karakter Guru dan Muridnya dalam Berita “Mendikbud Ancam Pecat Guru Curang” pada Artikel Harianjogja.com
Kajian Wacana Kritis Van Djik
Khusnul Khotimah (146150) – e-mail: khusnulk2@gmail.com
Blog: plutoremember.blogspot.com
085607888766


Abstract

Education is a very important thing that will affect the character of each individual. Schools become facilitators for the nation's generation to pursue education. But what happens when teachers and schools do the cheating so that students are able to pass the National Exam. Mendikbud appealed to dismiss teachers who cheated. It is a criticism that the teacher who is the role model is not completely clean of the practice of cheating. When the character of the teacher has been damaged how the character of the students who educated.
Of course not all teachers cheat, a news story we can not receive in full without analyzing it. Harianjogja.com publishes about the Mendikbud that threatens to break the cheat teacher, which is analyzed using critical discourse theory according to Van Djik.
Key words: teacher, student, cheat, fired, mendikbud.

Read More

Model Analisis Van Dijk





Model Analisis Van Dijk
(Khusnul Khotimah_146150_2014C)
Resume Kelompok 11



Dalam analisis wacana ada tiga hal penting yang mempengarui produksi maupun analisis wacana yakni: ideologi, pengetahuan dan wacana. Ideologi mempengaruhi produksi wacana. Tidak ada wacana yang benar-benar netral atau steril dari ideologi penutur atau pembuatnya. Ideologi adalah sistem kepercayaan baik kepercayaan kolektif masyarakat maupun skemata kelompok yang khas, yang tersusun dari berbagai kategori yang mencerminkan identitas, struktur sosial, dan posisi kelompok. Ideologi merupakan basis sikap sosial. Pengetahuan adalah kepercayaan yang dibuktikan dengan benar (dijustifikasi). Kepercayaan menjadi pengetahuan apabila dimiliki oleh kelompok yang bersangkutan.

         
Read More

Hakikat Analisis Wacana Kritis



Hakikat Analisis Wacana Kritis
(Khusnul Khotimah_146150_2014C)
Resume Kelompok 10

Analisis Wacana Kritis tidak dipahami semata sebagai studi bahasa. Pada akhirnya amalisis wacana memang menggunakan bahasa dalam teks untuk dianalisis, tetapi bahasa yang dianalisis memiliki perbedaan dengan studi bahasa dalam pengertian linguistik tradisional. Bahasa dianalisis tidak hanya menghubungkan aspek kebahasaan, tetapi juga menghubungkan dengan konteks.



Berikut ini disajikan karakteristik penting dari analisis wacana kritis. Bahan diambil dari tulisan Teun A. Van Djik, Fairclough, dan Wodak.


Read More

Wacana Narasi, Deskripsi, Eksposisi, Argumentasi, dan Persuasi



Wacana Narasi, Deskripsi, Eksposisi, Argumentasi, dan Persuasi
(Khusnul Khotimah_146150_2014C)



Wacana Narasi, Deskripsi, Eksposisi, Argumentasi, dan Persuasi

1.            Wacana Narasi

 Pengertian

Narasi merupakan suatu bentuk wacana yang berusaha mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu ( Keraf: 2010). Keraf juga mengatakan unsur terpenting dalam narasi adalah unsur tindakan atau perbuatan. Namun sebagai pembeda dengan wacana deskripsi, maka harus ditambahkan unsur kronologi atau rangkaian waktu.

Wacana narasi adalah salah satu jenis wacana yang berusaha menceritakan/ mengisahkan suatu kejadian yang terjadi dalam suatu rangkaian peristiwa dari waktu ke waktu secara kronologis. Unsur-unsur penting dalam sebuah narasi adalah:

a.       Kejadian

b.      Tokoh

c.       Konflik

d.       Alur/ plot

e.       Latar yang terdiri atas latar waktu, tempat, dan suasana

  Contoh Wacana Narasi

            Doni terlambat ke sekolah hari ini karena bangun kesiangan. Ia tiba di sekolah pukul 7.45, sehingga ia di tegur oleh guru piket. Dan ketika masuk ke ruangan bahasa inggris ia di larang masuk karena waktu untuk yang kesiangan telah habis.




2.      Wacana Deskripsi

     Pengertian

            Wacana deskripsi adalah satuan jenis wacana yang menggambarkan suatu objek berdasarkan hasil pengamatan, perasaan, dan pengalaman penulisnya. Untuk mencapai kesan yang sempurna bagi pembaca, penulis merinci objek dengan kesan, fakta, dan citraan.

            Dilihat dari sifat objeknya, deskripsi dibedakan atas 2 macam, yaitu :

a)      Deskripsi Imajinatif/ Impresionis

   Pengertian

Merupakan deskripsi yang menggambarkan objek benda sesuai kesan/imajinasi si penulis. Pengertian lain tentang deskripsi impresionis yaitu  ialah ragam pemaparan yang didasarkan pada impresi (kesan atau perasaan) penulis terhadap peristiwa, kejadian, tempat, perbuatan, karakter, dll.

Hal ini didasarkan pada kuat lemahnya kesan yang didapat dari objek.

Contoh : Deskripsi mengenai kota Malang yang dingin, sejuk, dan segar. Banyak objek wisata yang menyenangkan di sana. Wahananya pun seru-seru dan asyik-asyik.

  Contoh Deskripsi Imajinatif

Aku tidak lagi berada di kamarku, tetapi di suatu ruangan bersama-sama dengan sekelompok orang yang sama sekali belum pernah kulihat sebelumnya. Bau asap tembakau memenuhi ruangan itu, tapi tak seorang pun yang kelihatan peduli. Kami semua duduk di kursi yang diatur membentuk sebuah lingkaran, mirip dengan ruangan diskusi. Semua tampak duduk tenang, semua kelihatan sedang menulis, dan tidak seorang pun yang kelihatan peduli pada orang lain di ruangan itu.



b)      Deskripsi Faktual/Ekspositoris

  Pengertian

Merupakan deskripsi yang menggambarkan objek berdasarkan urutan logika atau fakta-fakta yang dilihat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Faktual dapat diartikan sebagai hal (keadaan, peristiwa) yang merupakan kenyataan; sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi. Atau juga bisa diartikan sebagai sesuatu hal yang berdasarkan kenyataan; mengandung dan kebenaran. Ada juga pendapat lain mengenai deskripsi ekspositoris, yaitu ragam pemaparan atau penggambaran secara logis.

Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa semua yang ada di dunia ini mempunyai “logika urut-urutan sendiri”.

Contoh: Bila kita ingin mendeskripsikan manusia, maka logika urutannya: dari atas (kepala) ke bawah (kaki)

   Contoh Deskripsi Faktual

Di sebelah kiri pintu tergantung sebuah penanggalan dan sebuah cermin yang bertuliskan ”Anda manis, Nona.” Di bawahnya merapat sebuah meja belajar yang diberi alas kertas berbunga-bunga merah jambu, dan dilapisi lagi dengan plastik bening. Di atas meja ada sebuah tape recorder kecil, sebuah mesin ketik, jam weker, alat-alat tulis, beberapa helai kertas berserakan dan buku-buku dalam keadaan terbuka. Pasti semalam dia habis mengerjakan paper, pikirku.

       Ciri- cirinya

a.       Menggambarkan atau melukiskan sesuatu

b.      Penggambaran tersebut dilakukan sejelas-jelasnya dengan melibatkan kesan indera

c.       Membuat pembaca atau pendengar merasakan sendiri atau mengalami sendiri



3.      Wacana Eksposisi

     Pengertian

            Wacana eksposisi adalah satuan jenis wacana yang memaparkan atau menjelaskan secara terperinci (memaparkan) sesuatu dengan tujuan memberikan informasi dan memperluas pengetahuan kepada pembacanya.

            Wacana  eksposisi biasanya digunakan pada karya-karya ilmiah seperti artikel ilmiah, makalah-makalah untuk seminar, simposium, atau penataran. Tahapan menulis wacana eksposisi, yaitu menentukan objek pengamatan, menentukan tujuan dan pola penyajian eksposisi, mengumpulkan data atau bahan, menyusun kerangka wacananya, dan mengembangkan kerangka wacana menjadi karangan.

            Pengembangan kerangka karangan berbentuk eksposisi dapat berpola penyajian urutan topik yang ada dan urutan klimaks dan antiklimaks.

     Ciri-ciri atau karakteristik karangan eksposisi

a.       Menjelaskan informasi agar pembaca mengetahuinya

b.      Menyatakan sesuatu yang benar-benar terjadi (data aktual)

c.       Tidak terdapat unsur memengaruhi atau memaksakan kehendak

d.      Menunjukkan analisis atau penafsiran secara objektif terhadap fakta yang ada

e.      Menunjukan sebuah peristiwa yang terjadi atau tentang proses kerja sesuatu

     Contoh Wacana Eksposisi

            Jatuhnya pesawat berkapasitas 266 penumpang airbus A300-600 merupakan peristiwa kedua bagi American Airlines beberapa detik lepas landas dari bandara udara internasional O’Hare Chicago, tiba-tiba mesin kiri lepas dari dudukannya. Pilot tidak bisa mengendalikan pesawat akibat keseimbangan pesawat mendadak berubah dengan jatuhnya mesin berbobot sekitar 5 ton. Pesawat mendarat dan menghujam tempat parkir kendaraan 31 detik kemudian 271 penumpang plus awak tewas seketika.

            Kecelakaan lain menyangkut mesin copot dialami oleh pesawat kargo EI-Al milik flag carier Israel, 4 Oktober 1992. Mesin nomor empat atau yang paling ujung pada sayap kanan, tiba-tiba lepas akibat dua fuse-pin (baut dudukan mesin) lepas. Di susul kemudian oleh mesin nomor tiga. Mendadak kehilangan dua mesin, pilot tidak dapat mengendalikan pesawat dan menabrak gedung bertingkat di Amsterdam, Belanda. Empat awak tewas berikut 47 penghuni flat yang di tabrak.



4.      Wacana Argumentasi

     Pengertian

            Argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara (Gorys Keraf: 2010). Melalui argumentasi penulis atau pembicara ingin menunjukkan sesuatu hal dianggap benar atau salah dengan didukung fakta-fakta.

Wacana argumentasi adalah satuan jenis wacana yang berisi pendapat, sikap, atau penilaian terhadap suatu hal yang disertai dengan alasan, bukti-bukti, dan pernyataan-pernyataan yang logis. 

            Tujuan wacana argumentasi adalah berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran pendapat pengarang. Gorys Keraf (2010:100) menerangkan, untuk membuktikan suatu kebenaran, argumentasi mempergunakan prinsip-prinsip logika.

     Ciri Paragraf Argumentasi

a.       Ada pernyataan, ide, atau pendapat yang dikemukakan penulisnya

b.      Ada alasan, data, atau fakta yang mendukung

c.       Pembenaran berdasarkan data dan fakta yang disampaikan.

            Data dan fakta yang digunakan untuk menyusun wacana atau paragraf argumentasi dapat diperoleh melalui wawancara, angket, observasi, penelitian lapangan, dan penelitian kepustakaan. Pada akhir paragraf atau karangan perlu disajikan kesimpulan.

     Contoh Wacana Argumentasi

            Menurut Iskandar, sudah saatnya masyarakat mengubah paradigma agar lulus SMP langsung masuk SMA. Kalau memang lebih berbakat pada jalur profesi sebaiknya memilih SMK. Dia mengingatkan sejumlah resiko bagi lulusan SMP yang sembarang melanjutkan sekolah. Misalnya lulusan SMP yang tidak mempunyai bakat minat ke jalur akademik sampai perguruan tinggi , tetapi memaksakan masuk SMA. Dia tidak akan lulus UAN karena sulit mengikuti pelajaran di SMA. Tanpa lulus UAN mustahil bisa sampi perguruan tinggi. Pada akhirnya mereka akan menjadi pengangguran karena peljaran SMA tidak memberi bekal untuk bekerja.



5.      Wacana Persuasi

     Pengertian

            Dalam buku Gorys Keraf (2010:118) ia mengemukakan persuasi adalah suatu seni verbal yang bertujuan untuk meyakinkan seseorang agar melakukan sesuatu yang dikehendaki pembicara pada waktu ini atau pada waktu yang akan datang. Karena tujuan terakhir adalah agar pembaca atau pendengar melakukan sesuatu, maka persuasi dapat dimasukkan dalam cara-cara mengambil keputusan.

            Paragraf persuasi adalah bentuk karangan yang bertujuan untuk meyakinkan seseorang, baik pembaca maupun pendengar agar melakukan sesuatu yang dikehendaki penulis. Salah satu bentuk paragraf persuasi yang dikenal secara umum adalah propaganda yang dilakukan berbagai badan, lembaga, atau perorangan.

            Isi paragraf mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi atau mengajak pembaca. Paragraf persuasif banyak dipakai dalam penulisan iklan,terutama majalah dan Koran .

      Contoh 1

            Marilah kita membuang sampah pada tempatnya, agar lingkungan kita bebas dari banjir dan bebas dari penyakit yang disebabkan oleh sampah – sampah yang di buang tidak pada tempatnya. Oleh karena itu, perlu kesadaran pada diri kita masing – masing untuk membuang sampah pada tempatnya.

Contoh 2

            Banyak orang yang meremehkan sampah. Bahkan, tidak terpikirkan hal yang akan ditimbulkannya. Walaupun tempat sampah banyak disesidakan, tetapi kepedualian seseorang terhadap sampah sangat kurang. Sebagai siswa, kamu sebaiknya menyadari dan memiliki sikap peduli terhadap sampah. Oleh karena itu, buanglah sampah pada tempat sampah.



Sumber: eprints.unsri.ac.id/281/1/ZAHRA%209a.pdf


Read More

Jenis-Jenis Wacana Berdasar Media dan Jumlah Penutur



Jenis-Jenis Wacana Berdasar Media dan Jumlah Penutur
(Khusnul Khotimah_146150_2014C)



Jenis Wacana Berdasar Media

a.       Wacana Lisan

Adalah wacana yang disampaikan secara lisan ,sebagai media komunikasi wacana lisan, wujudnya dapat berupa sebuah percakapan atau dialog lengkap dan penggalan percakapan. Wacana lisan memiliki ciri adanya penuturan dan mitra tutur, bahasa yang dituturkan, dan alih tutur yang menandai giliran bicara. Wacana lisan ini sangat produktif dalam sastra lisan seluruh tanah air, juga dalam siaran –siaran televisi, radio, khotbah, pidato, ceramah , serta rkaman –rekaman dalam kaset turut melestarikan wacana lisan.


Dalam mengutarakan maksud dengan wacana lisan,tidak hanya unsur bahasa tetapi juga digunakan gerakan tubuh,pandangan mata ,dan lain – lain,yang turut memberi makna wacana itu.

Jika pengutaraan maksud memakan waktu yang cukup lama,diperlukan adanya daya simak yang tinggi dari partisipan lainya.

Kelemahan wacana lisan adalah kesulitan dalam mengulang kembali wacana dengan sama tepat seperti yang pertama.Kelemahan wacana ini jga menyebabkan wacana lisan,sebagai bahan bukti,dalam bidang hukum memiliki kedudukan yang paling lemah disbanding wacana tulis.

Dengan uraian diatas dapat dibuat ciri – ciri wacana lisan sebagai berikut :

a.       Wacana lisan memerlukan daya simak yang tinggi agar interaksi tidak terputus

b.      Wacana lisan sulit diulang,dalam arti mengulang hal yang sama dengan ujaran pertama

c.       Wacana lisan dapat dilengkapi dengan gerakan anggota tubuh untuk memperjelas makna yang dimaksud

d.      Wacana lisan menyatukan partisipanya dalam satu situasi dan konteks yang sama.

e.       Wacana lisan biasanya lebih pendek daripada wacana tulis

f.       Wacana lisan juga melibatkan unsure kebiasaan atau pengetahuan yang telah diketahui bersama (common ground) ,yang ada pada satu keluarga atau kelompok dan

g.      Wacana lisan sering melibatkan partisipanya secara langsung.

b.      Wacana Tulis

Adalah jenis wacana yang disampaikan melalui tulisan. Wacan tulis dapat berwujud sebuah teks, sebuah alinea, dan sebuah wacana. Wacana tulis ditandai oleh adanya penulis dan pembaca, bahasa yang dituliskan dan penerapan sistim ejaan. Wacana tulis sering ditemukan pada bacaan majalah, koran, buku, makalah , dll.

Jenis Wacana Berdasarkan Jumlah Penutur

1.      Wacana Monolog

Adalah wacana yang disampaikan oleh seorang diri tanpa melibatkan orang lain untuk ikut berpartisipasi secara langsung. Umumnya, wacana monolog tidak menghendaki dan tidak menyediakan alokasi waktu terhadap respon pendengar atau pembacanya. Wacana monolog bersifat searah dan termasuk komunikasi tidak interaktif (noninteractive communication). Wacana monolog terjadi seperti pada orasi ilmiah, khotbah, dan penyampaian visi dan misi. Pada kenyataannya, dalam suatu orasi, ceramah, atau pidato tertentu, penutur secara improvisasi kadang-kadang justru mencoba berinteraksi dengan pendengarnya. Cara yang dipakai, misalnya dengan melontarkan pertanyaan, “Bagaimakah sikap kita untuk andil dalam pembangunan pendidikan bangsa ini?”. Dalam konteks seperti ini, wacana monolog berubah menjadi wacana semi-monolog.

Contoh :

(1) Siapa bilang remaja Indonesia cengeng? (2) banyak  yang berprestasi di forum Internasional, walaupun minim fasilitas. (3) Buktinya, dalam beberapa tahun terakhir kita membawa pulang puluhan medali dalam berbagai olimpiade dunia. (4) ada matematika, fisika, biologi, kimia, juga astronomi, komputer.



1)      Kalimat  nomor 2 merupakan   jawaban  terhadap pertanyaan  kalimat nomor 1 yang menyanggah bahwa remaja Indonesia  tidak cengkeng.

2)      kalimat nomor 3 merupakan pembuktian dari kalimat nomor 2.

3)      kalimat ke 4 merupakan contoh-contoh yang menguatkan kalimat nomor 2 dan 3.



2.      Wacana Dialog

Adalah percakapan yang dilakukan oleh dua orang secara langsung. Wacana dialog bersifat dua arah, dan masing-masing partisipan secara aktif ikut berperan didalam komunikasi, sehingga disebut komunikasi interaktif (interactive communication). Wacana dialog terjadi seperti pada peristiwa diskusi, musyawarah, pembicaraan telepon, Tanya jawab, dan teks drama.

Perhatikan contoh wacana dialog berikut ini.

SUNSLIK GINGSENG

C  : Betulkan ?

W : Iya

C  : Aku paling sebel deh kalau cowokku naksir cewek yang lain.

W : Cowokku dulu juga gitu. Dia itu suka melirik cewek yang rambutnya panjang. Padahal dulu aku takut manjangin rambut. Takut patah-patah dan rontok. Sunslik gingseng membuat rambut semakin kuat tumbuh sepanjang yang kamu suka.

C  : Sekarang rambut kamu sudah panjang ?

W : Ya

C  : Berarti cowok kamu sudah tidak lirik-lirik lagi dong ?

W : Cowokku si ndak, cowok-cowok yang lain pada lirik aku

Wacana tersebut merupakan wacana dialog antara dua orang gadis. Mereka sedang berdialog mengenai rambut. Setelah menggunakan sunslik gingseng rambut menjadi kuat dan tidak rontok.



3.      Wacana Polilog

Adalah pembicaraan atau percakapan yang melibatkan partisipan pembicaraan lebih dari dua orang penutur. Partisipan yang terlibat dalam pembicaraan semuanya berperan aktif dan langsung dalam komunikasi. Wacana polilog terjadi seperti pada peristiwa musyawarah, diskusi, atau debat, dan teks drama.




Read More